Rabu, 04 Mei 2011

Nasi Katok,Brunei Darussalam

pertama kali aku datang ke negara Brunei Darussalam banyak sekali kata-kata yang tidak daku mengerti,memang sich kata-kata tersebut sama seperti yang ada di Indonesia,tetapi sama kata bukan berarti sama pula artinya,untuk contoh kata kereta,kalau bahasa Indonesia kereta adalah alat transpotasi yang berbentuk seperti ular,nah kalau di Brunei sendiri kereta berarti mobil.pernah daku membaca surat kabar Brunei,banyaknya masyarakat brunei yang membeli kereta,daku pikir benar-benar membeli kereta gak taunnya membeli mobil,cape dech.bahasa melayu memang bahasa resmi negara ini dan bahasa inggris merupakan bahasa kedua.Tak heran banyak anak-anak sekolah Tadika(SD)dah pandai cakap English.

Kalau kita makan di restoran atau gerai makan,akan ada selalu menu yang satu ini.ini merupakan makanan khas negara Brunei Darussalam,tak heran di setiap sudut jalan selalu jual makanan yang satu ini.makanan ini harganya tidak akan menguras dompet kita.walau pun makanan ini murah tapi kalau soal rasa gak kalah dengan makanan lainnya.

Katok sebenarnya “ketuk”dalam bahasa melayu dan itu berarti mengetuk.ada pun cerita nama nasi katok,ini berawal dari beberapa remaja yang merasa lapar sekali setelah mereka belajar tengah malam.mereka pun memutuskan untuk pergi membeli makanan ke tempat yang biasa mereka beli.Tempat mereka membeli makanan itu bukan kedai(warung)pada umumnya,melainkan rumah di perumahan yang menawarkan nasi bungkus(satu bungkus nasi dengan ayam dan telur),bahkan di tengah malam,setiap saat kita bisa katok(mengetuk)pada pintu mereka,dan penjual akan muncul dengan sebungkus nasi katok yang masih panas,itulah awalnya nasi katok.

Saat daku tinggal di Brunei grup musik Peterpen akan mengadakan konser di sini,sebelum mereka manggung mereka membeli beberapa bungkus nasi katok untuk mencoba makanan khas tersebut.pasti semua orang akan ketagihan nasi katok yang cuma berharga 1 BND ini.ada beberapa jenis rasa antara lain pedas,manis,dan biasa.

0 comments:

Posting Komentar